Gunung kidul yang selama ini kita kenal sebagai daerah minus yang gersang, kering, selalu menghadapi problem air bersih ternyata menyimpa...
Gunung kidul yang selama ini kita kenal sebagai daerah minus yang gersang, kering, selalu menghadapi problem air bersih ternyata menyimpan harta karun berupa keindahan alamnya yang luar biasa terutama di kawasan pantai selatan, belasan pantai di kawasan itu sesungguhnya menyimpan potensi yang nyata untuk digarap menjadi kawasan wisata
Kali ini kami mencoba menyambangi sebagian dari pantai-pantai ini
Berjarak kurang lebih 1,5 – 2 jam perjalanan dari Jogja kita sudah bisa menggapai pantai dan menikmati keindahannya, menuju pantai-pantai ini sangat mudah, karena petunjuknya jelas, dan tidak banyak cabang jalan yang membuat kita tersasar, ikuti saja jalanannya yang jelas menuju kesalatan pasti akan sampai di pantai...
Perjalanan yang mudah dan menyenangkan
Perjalanan dari Jogja menuju Wonosari dan dilanjutkan ke kawasan pantai pantai sesungguhnya sangat nyaman, jalannya cukup lebar dengan aspal mulus, dan yang paling penting tidak ada ”macet”. Pemerintah setempat rupanya cukup memperhatikan soal infrastruktur ini, tanpa kemudahan dan kenyamanan akses mustahil kawasan ini bisa dikelola dengan baik dan dikunjungi wisatawan dari luar kota. Kami juga menjumpai beberapa kawasan pantai yang baru dibuka, dan bahkan dalam proses pembukaan, ini tentu saja sangat menggembirakan karena memberi kesempatan kepada pelancong untuk meng eksplore daerah daerah baru serta memberi manfaat ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat setempat, geliat ekonomi tentu akan tumbuh dengan hadirnya kawasan wisata baru
Di beberapa kawasan, air sesungguhnya sudah mulai teratasi, dengan cara menyedot air dari sungai bawah tanah yang jernih dan dialirkan ke rumah rumah penduduk, sebagain dilakukan dengan cara diangkut oleh truk-truk air dan di distribusikan ke masyarakat.
Gunung Kidul memang dikenal sebagai kawasan karst, struktur tanahnya didominasi oleh semacam batu kapur sehingga memiliki sifat yang tidak mudah mengikat air, akibatnya air mudah meresap ke bawah dan melalui proses selama ribuan tahun aliran resapan air tersebut membentuk gua gua dan sungai sungai bawah tanah, sayang sekali jika air ini tidak dimanfaatkan utk kebaikan masyarakat dan hanya terbuang percuma mengalir ke laut.
Wonosari dan sekitarnya bagi para peminat aktifitas penelusuran gua (caving) dan peneliti gua (speleolog) bukanlah daerah yang asing, klub klub pencinta alam yang concern dengan masalah gua ini telah banyak berburu gua, mengeksplorasi, meneliti, dan memetakannya. Klub Pencinta Alam yang kami ketahui pernah beraktifitas disini adalah ASC (Ascintia Sunyata Speleological Club) Jogja, serta Impala UB (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya) Malang, sudah puluhan gua yang mereka temukan dan petakan. Gua gua ini juga adalah potensi lain yang sangat mungkin bisa dikembangkan untuk kepentingan pariwisata
Pantai Siung dan Batu Anu
Bagi kita yang setiap hari sibuk berakifitas di kota kota besar seperti Jakarta atau Jogja, mendapati alam wonosari dan sekitarnya dengan karakteristik alam yang kering gersang, didominasi oleh bukit bukit batu serta pepohonan yang nyaris seragam yaitu pohon jati sungguh menghadirkan suasana yang sama sekali berbeda dengan keseharian kita, apalagi di musim kemarau yang kering, nuansa gersang dengan batang pohon dan daun yang berwarna kecoklatan membawa kita seolah berada di daerah sub tropis pada musim gugur, sehingga memberikan pengalaman dan kesan tersendiri. Suasana baru ini merupakan sebuah rekreasi tersendiri
Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Siung, dengan hanya membayar ongkos parkir mobil sebesar lima ribu rupiah kami memasuki halaman parkir yang cukup luas dan bersih di depan warung warung permanent yang tertata rapi tepat menghadap ke arah pantai
Pantai Siung berlokasi di sisi paling timur dari kawasan pantai pantai yang sudah dikelola, memiliki perpaduan antara bukit batuan karst disisi sebelah barat dengan kontur teras siring landai sampai berbatasan dengan batu karang di pantai dan menyentuh pasir putih disisi sebelah timurnya lalu bukit batu lagi di sebelah timur pantai pasir putih, pantai ini benar benar diapit oleh dua bukit batu. Menikmati pemandangan pantai dari bukit disebelah timur sungguh luar biasa, debur ombak yang menabrak karang di padu dengan pasir putih serta pemandangan perahu perahu nelayan yg diparkir diatas pasir serta menyaksikan tingkah pola beberapa pengunjung pantai, sangat menghibur hati....
Batu ”anu” istilah yang kami pakai untuk menamai sebuah batu karang berukuran raksasa yang menjulang keatas berdiri tegak disebelah timur bukit, hanya bisa dilihat jika kita menaiki bukit batu di sisi timur, anda akan tersenyum menyaksikan batu ”anu” ini. Karena letaknya yang berada agak ke tengah laut maka kita hanya bisa menyaksikan keangkuhannya tanpa bisa mendatanginya, sangat bebahaya untuk menuju kesana karena ombak yang besar setiap saat menghantam hantam.
Sejenak pikiran kami melayang membayangkan perahu perahu nelayan yang berukuran relative kecil, mengarungi laut selatan yang terkenal berombak ganas, menatap perahu perahu yang sedang diparkir itu, membawa kekaguman tersendiri, betapa beraninya nelayan nelayan kita
Dari Pantai Siung, kami melanjutkan mengunjungi Pantai Sumendang, meluncur ke arah barat, kami sempet melewati beberapa pantai antara lain Pantai Poktunggal, Pantai Ngandong, serta beberapa pantai lain yang dalam proses pembukaan jalan
Lima belas menit kemudian kami sudah tiba di kawasan Pantai Sumendang, pantai ini dikelola oleh swasta dengan nama Pantai Indrayanti, pantai ini dikelola dengan konsep restaurant yang menghadap ke pasir putih dan pemandangan lepas pantai laut selatan, tersedia pula payung payung yang berjajar rapi disepanjang pantai,cocok sekali untuk bersantai menikmati ombak laut selatan bergulung gulung menggapai pasir di tengah hangatnya Matahari.
Perjalanan kita masih berlanjut... pengen tau kisahnya di beberapa pantai selatan gunung Kidul? neh dia.. Bergulung Ombak di Pantai Selatan Gunung Kidul
ditulis, difoto dan dikisahkan oleh: Muhammad Afif
COMMENTS